SEBUAH
SISI GELAP
Ada sebuah cerita,
Ada seorang gadis kecil.... seusia anak
sekolah, dia tinggal dengan kedua orang tuanya, kedua adik laki-lakinya dan 1-2
orang saudara sepupunya. Hidup mereka memang
berkecukupan, cukup makan,cukup minum,
cukup untuk sekolah dll walaupun begitu mereka tidak bisa dikatakan
cukup untuk berbagi dengan saudara-saudaranya yang lain karena gajih orang
tuanya yang kecil dan hanya pas-pasan untuk hidup mereka.
akan tetapi bukan ini yang akan di ceritakan.... tetapi kehidupan gadis disisi lainnya....
ayah gadis kecil memiliki kaka dan adik dua diantaranya sudah sukses dan mempunyai kehidupan sendiri dan sudah bekeluarga sedangkan tiga lainnya belum bekeluarga....
sering di acara-acara keluarga sang ayah si gadis kecil mengikuti acara tersebut gadis kecil yang polos dan tidak tau apa-apa ini menerima apa saja yang diberikan kepadanya tanpa peduli apa yang terjadi dibalik semua itu atau apa alasan yang mendasarinya.
akan tetapi bukan ini yang akan di ceritakan.... tetapi kehidupan gadis disisi lainnya....
ayah gadis kecil memiliki kaka dan adik dua diantaranya sudah sukses dan mempunyai kehidupan sendiri dan sudah bekeluarga sedangkan tiga lainnya belum bekeluarga....
sering di acara-acara keluarga sang ayah si gadis kecil mengikuti acara tersebut gadis kecil yang polos dan tidak tau apa-apa ini menerima apa saja yang diberikan kepadanya tanpa peduli apa yang terjadi dibalik semua itu atau apa alasan yang mendasarinya.
Sering si gadis kecil mendapat
makian/cacian dari tantenya, tapi si gadis kecil yang polos tidak mengerti
mengerti apa-apa acapkali dia tau kalau ibunya yang menangis mendengar cacian
dari seorang tantenya yang kejam dantidak berkeperikemanusiaan itu sering dia
di rendahkan dan di sebut bodoh, tidak tau ajar dan tidak tau malu smpai di
sebut tukang minta.. si gadis kecil Cuma diam karena dia memang tidak tau
apa-apa arti dari perkataan sang tante.
Seiring berjalannya waktu si gadis kecil
sudah mulai mengijak masa sekolah dan tau apa arti dari caci maki dari sang
tante. Suatu ketika ketika ada acara keluarga yang diadakan tahunan si gadis
kecil yang sedang dalam masa bermain iri melihat kaka sepupunya yang lain yang
sudah besar-besar tidak bekerja mencuci piring dsb sedangkan dia saja masih
kecil di suruh bekerja oleh sang tante dengan perintah dan kata-kata jahatnya,
si gadis hanya bisa diam tetapi setelah
pekerjaannya selesai dia ikut bermain dengan saudara-saudaranya yang lain ikut
tertawa juga ketika mereka berkumpul entah itu saudara perempuan atau laki-laki
si gadis kecil dipanggil untukbekrja lagi kali ini sigadis kecil tidak mau dan
dia dikata-katai oleh sang tante keganjenan, cewe gatal, sigadis sedih karena
tau arti dari makian tantenya tapi dia hanya diam... malamnya si gadis sudah
berjanji akan menginap di rumah neneknya (yang notabene sangat dekat dengan
tempat acara berlangsung) kepada salah satu saudara sepupunya yang baru saja
dia temui tetapi sudah akrab akan tetapi si tante menyuruh pulang sang nenek
juga karena mereka mengatakan si gadis kecil menjadi keganjenan dan jadi gadis
kegatelan karena sepupunya itu (sang tante tidak suka dengan saudara mereka
tersebut, tidak tau alsannnya apa) si gadis sedih dan juga menangis kali ini
dia bertekad tidak akan pernah menginjakkan kakinya kerumah tersebut. Gadis
kecil tersebut beberapa lama memang tidak datang dan tidak mau masuk ke dalam
rumah dia di sebut bodoh, bukan cucu neneknya tetapi cucu kakek penyihir dan
cacian lainnya, sigadis kecil juga keras kepala dia hanya diam dan tak peduli
dia tetap tidak mau berkunjung kerumah neneknya itu puncaknya pada suatu siang
sang gadis sedang tidur dan terbangun karena ada tante jahatnya menangis dan
memohon supaya si gadis kecil mau datang mengunjungi neneknya, si gadis kecil
diam saja tidak menggubris apa yang di bicarakan sang tante. Si gadis kecil
menceritakan kepada ibunya tentang apa yang terjadi sigadis kecil marahi ibunya
karena kepala batunya dan kekerasan hatinya( sang ibu menganut faham kasih..
bila musuh menampar pipi kiri berikan pipi kanan danberi mereke maaf dan rasa
kasih) si gadis kecil melihat ibunya menangis menjadi luluh hatinya si gadis
kecil juga takut akan kemarahan ayahnya laalu dia datang berkunjung
berpura-pura tak ada masalah dan tak tau apa-apa padahal sebenarnya dia hanya
tidak mau ibunya menagis dan di siksa oleh saudara dan ibu dari ayahnya.
Beberapa waktu lamanya sampai si gadis
kecil sudah menginjak dewasa duduk di bangku SMA dia menyukai seorang pria
eittsss ini bukan pertama kalinya tetapi dia sudah mulai menyukai seorang pria
sudah sejak kelas 5 SD tetapi kali ini juga sama cintanya dalam diam dia
memiliki kecenderungan merasa rendah diri, tidak percaya diri dan takut di
tolak. Cintanya di SMA memiliki masalah, banyak yang tau sigadis kecil mencintai
seseorang dan si pria tersebut menjadi marah kepada si gadis kecil (sekarang ini
sigadis kecil sadar itu bukan cinta tp hanya sebatas suka) dia juga sering
mendengar kata-kata kejam yang ditujukan kepadanya dia marah dan puncaknya dia tidak mau berteman dengan teman-teman
(ada beberapa cewe yang sudah dianggapnya teman dekat) penghianat dan keji dan
yang paling fatalnya dia tidak percaya adanya seorang sahabat. Walaupun begitu
dia masih tetap bertahan di SMA sampai kelas 3 dalam diam dan kesendirian.
di SMA dia bukannya tidak ada teman-teman sama sekali banyak temannya dari orang-orang yang tidak dipedulikan dan tidak diperhitungkan keberadaannya (padahal sigadis kecil melihat teman-temannya tersebut adalah orng-orang yang berkemampuan tinggi dan patut di perhitungkan mereka hampir bisa menguasai semua bidang pelajaran tetapi mereka hanya kurang eksis dan menyombongkan diri saja mereka hanya diam dengan kemampuan luarbiasa mereka) , mereka lah yang menjadi temannya di sana juga teman sebangkunya dari kelas 1-3 SMA tetap yang itu-itu saja.
di SMA dia bukannya tidak ada teman-teman sama sekali banyak temannya dari orang-orang yang tidak dipedulikan dan tidak diperhitungkan keberadaannya (padahal sigadis kecil melihat teman-temannya tersebut adalah orng-orang yang berkemampuan tinggi dan patut di perhitungkan mereka hampir bisa menguasai semua bidang pelajaran tetapi mereka hanya kurang eksis dan menyombongkan diri saja mereka hanya diam dengan kemampuan luarbiasa mereka) , mereka lah yang menjadi temannya di sana juga teman sebangkunya dari kelas 1-3 SMA tetap yang itu-itu saja.
Setelah lulus SMA si gadis kecil memilih
kuliah di sebuah kota yang dia yakini hampir tidak ada orang yang akan mengenalinya
di sana mungkin hanya segelintir orang saja, sigadis kecil ingin memulai hidup
barunya. Tidak ada kehidupan yang mulus tanpa adanya halangan dan rintangan....
pada awalnya dia memang bisa berpura-pura tidak mengenal orang-orang yang
mengenalnya terutama pada saat orientasi... dia bisa dengan bebas melakukan apa
saja berekspresi tak peduli ejekan dan cemoohan orang karena namanya terutama
dan desanya yang tidak dikenal orang-orang dikota itu. Tetapi sigadis kecil
tersebut hanya diam saja tidak peduli namanya gimana yang pasti itu adalah
pemberian dari orang tuanya seiring dengan doa dan harapan-harapan yang orangtuanya
panjatkan ketika memberi nama dan sensahkan
nama tersebut di depan Tuhan dan desanya dia tidak peduli orang kenal
atau tidak toh tidak ada pengaruh juga. Semuanya berjalan dengan biasa dan saat
pembagian kelas si gadis kecil merasa sedih karena dia sebenarnya ingin
menghindar dari orang-orang yang mengenalnya. Felling si gadis kecil terjadi,
orang yang mengenal dia ternyata mulutnya emberrr sama sekali... dia mengatakan
yang aneh-aneh yang tidak nyata dan
tidak pernah terjadi dia juga setelah itu jadi bahan ejekan teman-teman
dikelasnya. Dia kesal ingin protes tapi dia hanya diam karena dia pasti kalah dengan
manusia yang dia rasa paling emberrr dimuka bumi ini terkadang sigadis kecil
berfikir apa alasan orang yang mengenal dia di masa lalu berbuat begitu mungkin
karena dia mau diterima dan di perhatikan oleh teman-teman yang lain sehingga
dia berbicara yang tidak benar dan sesuai tentang sigadis kecil atau karena dia
memang suka menindas orang-orang seperti gadis kecil.
Hari-hari sigadis kecil penuh dengan
jalan yang berbatu-batu banyak orang yang menjadikan dia lelucon dan bahan
ejekan dari mulai penampilan, gaya rambut, gaya berpakaian, gaya berbicara dan
sebagainya si gadis kecil hanya diam dan tersenyum dia bukannya orang yang
penyabar akan tetapi sigadis kecil hanya tidak ingin mempedulikan orang-orang
sekitarnya yang bertingkah laku kejam.
Dia marah sebenarnya, sedih kenapa selalu begini hanya ejekan dan hinaan
yang dia terima tidak ada pujian akan tetapi ekspresi yang dia berikan hanya
diam dan tersenyum. Begitu juga di asrama huuhhh begitu menyebalkan dan
membosankan banyak kejadian yang dialami sigadis kecil mulai dari berkelahi
dengan teman sekamarnya karna alasan yang eneh dan membingungkan, berkelahi
dengan kaka tingkat (tidak tau apa sebabnya mungkin karena sigadis kecil tidak
mau tunjuk dan menyembah-nyembah kaka tingkat yang agak stress tersebut)
smapai-sampai sigadis kecil marah kepada ibu kepala asrama yang tidak peduli
padanya saat dia sakit parah (membuka pintu asrama pun tidak mau ibu asrama
tersebut, apakah itu yang namanya kejam??) sampai-sampai setelah sembuh sigadis
kecil tidak mau tinggal di asrama lagi.
Hari-hari tetap berjalan terkadang ada
suka ada sedih ada marah.... ppssttt........ternyataaaa....
di perjalanannya, sigadis kecil memiliki 2 orang teman baikkk yang pada
akhirnya nanti menjadi sahabat dan saudaranya............ teman yang semakin
hari semakin membuat si gadis kecil percaya adanya persahabatan adanya ikaatan
persaudaraan dari orang yang tidak sedarah dengannya... terkadang ada konflik
kecil yang berlalu begitu sajaaaa seiring dengan pengertian dan diamnya sigadis
kecil .... di sini juga sigadis kecil belajar bagaimana bertolerasi, memaafkan,
minta maaf, mengasihi, menyayangi, berbagi baik suka maupun duka, dan hal-hal
baru yang belum pernah ditemuinya... sigadis kecil juga menemukan cinta dari
mereka......
Si gadis kecil juga menyukai seorang
laki-laki ( nggk ada kapok-kapoknya sigadis kecil jatuh cinta) cinnttaaa dalam
diamnya, cinta yang bertepuk sebelah tangan,... pada awalnya hanya
bayangan..... tidak nyata (tidak pernah ditemui dan diketahui bagaimana
orangnya)...... tetapi sigadis kecil
jatuh cinta lagi dengan orang yang benar-benar nyata sepupu sahabatnya.
Kali ini si gadis hanya diam, diammmm dan menutup rapat cintanya terkadang
ekspresinya tidak bisa ditutupi dan
akhirnya dia mengakui dengan sahabatnya (sstttt...teman-temannya juga tau
kok..hanya mereka baik hati dengan tidak mencemooh cintanya). Sahabat-sahabat
mendorong dia menyatakan cinta, mengekspresikan cintanya... pada awalnya dia
tidak berani, tidak percaya diri, rendah diri tetapi sedikit-sedikit sigadis
kecil keluar dari cangkangnya dia mulai berani sms pria tersebut sms
biasa-biasa tetapi terkandung perhatian yang dalam. Lama-lama sigadis
kecil...hhmmmm mngatakan dia suka kepada pria tersebut tetapi tidak mndapat
respon yang diinginkan oleh si gadis kecil.... si gadis kecil hanya diamm,
sedih, kecewa, menangis......percaya dirinya turun drastis ke level yang
terendah, rendah dirinya semakin menjadi-jadi, dia juga terkadang membenci
dirinya sendiri, pernah berfikir bunuh diri malah. Si gadis kecil sekarang tidak memiliki masa
depan, dia hanya menjalankan hari-harinya dengan apa adanya sesuai takdir yang
diberikan Tuhan, dia masih mencintai pria tersebut, sangat mencintai bahkan...
tidak ada yang dapat dilakukan sigadis kecil hanya diam dan tidak ingin membuat
pria tersebut membencinya.
Dan ada satu lagi kenyataan yang sigadis
kecil sadari ternyata perlakuan orang-orang disekitar gadis kecil waktu dulu
itu yang membuat sigadis kecil merasa rendah diri, tidak percaya diri dan takut
dengan penolakan karena dia sudah mengalami banyak sekali penolakan dan hinaan
yang tersimpan di memorynya yang membentuk kepribadiannya beruntung orang
tuanya adalah orang tua yang tegas dan penuh kasih yang mampu membuat sigadis
kecil bertahan sampai sekarang......
Pesan dari sigadis kecil: Perlakukan orang-orang sekitarmu dengan baik kalau ingin mendapatkan
perlakuan yang baik pula serta di masa depan bila mempunyai seorang anak
perlakukan anak dengan baik, berikan pujian atas apa yang dikerjakan, jangan di
manja tetapi beri peringatan yang tegas bila si anak melakukan kesalahan dan
satu lagi jangan pernah berkata-kata kasar dan merendahkan kepada seorang anak
kecil karena didikan dan perkataan yang ia dengar pada saat kecil akan membentuk kepribadiannya pada saat
dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar